Monday 5 March 2012

Satu Dekade Nidji

Mungkin siang ini gue lebih seneng posting yang sebelumnya sudah pernah diposting di "microblog" atau social network lainnya seperti di Mindtalk atau Facebook.
Yang dari Mindtalk sudah 2 contohnya.
Sekarang yang dari Facebook.
Tulisan kali ini gue ambil dari Notes yang ada di FanPage Giring Cynthia Zidane.
Yang belum join di FanPage itu, ayo langsung "Like" :)

Tulisan kali ini bercerita tentang perjalanan Nidji dari awal,
sampai saat ini berumur 10 tahun.
Makanya tulisan ini diberi judul "SATU DEKADE NIDJI".

Saya masih ingat awal perjumpaan kami ... Kami berenam rata rata masih berumur 19 Tahun. Rambut saya masih pendek dan pirang, Ariel masih berkacamata dan berjenggot, Andro tidak segemuk sekarang, Adri masih mengendarai mobil Lancer kerennya, Rama masih dengan gayanya yang penuh dengan Percaya Diri tinggi dan Randy masih gila seperti waktu saya bertemu dengannya di bangku sekolah.

Satu hal yang tidak pernah berubah ialah begitu di dalam studio ada keajaiban yang tidak dapat saya temukan di band lain. Percaya atau tidak keajaiban itu masih ada sampai sekarang. Sebuah rasa dan cara bagaimana kami berkomunikasi lewat nada yang menghantar kami ke gerbang kesuksesan dan penakluk impian. Keajaiban diatas panggung ketika berenam bermain juga salah satu faktor mengapa akhirnya ibu Indrawati Widjaja memutuskan untuk mengontrak kita masuk menjadi keluarga besar Musica.

Dan akhirnya BOOM!! Hidup kita berenam berubah dan tidak akan pernah sama lagi ...

Tapi tidak semua kesuksean datang tanpa adanya pengorbanan dan kerja keras. Sukses datang dengan berbagai macam bentuk dan cobaan. Mengerikannya disaat kami sukses hubungan kami berenam merenggang. Merenggang panjang seperti karet gelang yang ditarik sampai hampir putus dan melukai tangan. Disaat itulah STAR SYNDROME mengkungkung kita dan mengetes kekompakan kita. Drugs, Sex, Alkohol dan Uang menguji kesabaran kami terus menerus sampai akhirnya kami benar benar di hujung tanduk. Sempat Komunikasi kami berenam sangatlah buruk... 

Saya ingat ketika ditengah sebuah tur panjang perdebatan sering terjadi akibat rindu rumah dan juga permasalahan idealisme. Hingga barang barang di hotel berterbangan akibat kekesalan. Sampai Jakarta melihat ATM dan melihat rekening dengan uang yang banyak, mengunjungi Club, Bar dan dikerubungi wanita. Atau sulitnya membedakan mana yang kawan dan mana orang yang hanya ingin mempergunakan ketenaran kita saja. Disaat kita memiliki semuanya, disaat kita merasa yang paling hebat  ... Saya malah merasa hampa dan sepi ...


Apa yang salah dengan kita? Yang salah dan benar dari perspektif seorang musisi memang membingungkan. Suara dari kiri dan kanan kami telan bulat bulat dengan kesabaran. Walau didalam kehidupan internal, kita berenam juga saling mengkoreksi diam diam dan tidak berani untuk berbicara dengan langsung. Padahal kita tahu bahwa kita berenam saling mencintai dengan penuh ketulusan. Perlahan lahan tembok tinggi ego mulai kita runtuhkan pelan pelan. Tembok kesombongan, tembok EGO dan tembok Star Syndrome kita hancurkan dengan niat kami untuk tetap bermain musik dan kebersamaan.

Tapi Allhamdulilah, Allah masih memiliki rencana besar sepertinya untuk kita. Diawal 2011 kami berenam tersadar bahwa KETENARAN ITU BUKAN SEGALANYA. Tapi musik, persahabatan, keluarga, Nidjiholic dan impianlah yang mempersatukan kita. Breakthru’ adalah semangat kami, TOP UP adalah pembuktian kami, LET’S PLAY adalah cobaan kami dan LIBERTY & VICTORY adalah tujuan kami ... Bukan KETENARAN! 

Sekarang hubungan kami berenam semakin erat. Tidak ada hari tanpa canda tawa. Tidak ada hari tanpa memikirikan impian apa lagi yang belum kita capai. Tidak ada hari tanpa bersyukur karena masih bisa bermain musik dengan ketulusan .... Tiada hari tanpa bersyukur memiliki keluarga yang sangat besar dan termasuk NIDJIHOLIC yang luar biasa!!

Disaat semua keadaan mulai membaik didalam internal kita tiba tiba datanglah cobaan baru di perjalanan karir Nidji. Yaitu cobaan Industri musik Indonesia dan dunia dimana kata “MENGHARGAI” sudah tidak sesuai seperti yang dikatakan. Lagu dan karya sudah seperti udara yang gratis, konser pertunjukkan musisi lokal yang sudah bertahun tahun digratiskan mendarah daging di seluruh lapisan masyarakat, maka sekarang susah sekali untuk mengangkat kembali industri Pertunjukan musik di Indonesia karena masyarakat hanya menginginkan yang gratisan saja.

Disetiap backstage tempat kami berkumpul sekarang, telah menjadi tempat pribadi kita berenam. Disinilah kami berkumpul dan membicarakan segala sesuatu yang sedang menarik bagi kita dan tidak memperdulikan apa kata dunia tentang kita. Yang penting diatas panggung kami berenam tidak terpisahkan. Kitalah BAND OF BROTHERS. Kita sudah merasakan menjadi STAR, kita sempat merasakan menjadi SHIT. Kami pernah merasa dicaci maki dan dipuja, dielukan dan dibuang. Kita pernah merasa jadi JUARA dan juga menikmati apa rasanya menjadi PECUNDANG. Oleh karena semua cobaan tersebut kita bertahan, bertahan untuk bermain musik dengan tulus. Kita bertahan juga karena mereka yang masih percaya dengan kita sampai detik ini. Karena kita percaya bahwa bila kita konsistent berkarya dan membumi pasti Indonesia akan tetap menerima kita.

Dengarkan Indonesia dan dunia. Kami berenam masih akan disini untuk waktu yang sangat lama. Kita berenam tidak akan kemana mana. Malah kami semakin kuat karena orang-orang dibelakang kami seperti Musica Studio’s, Artist Management kami dan juga Management Internal kami masih percaya dan terus mendorong maju kami. Dan didepan kami adalah Keluarga, sahabat dan NIDJIHOLIC yang masih selalu tersenyum, bernyanyi dan mendoakan kami. Dan cakrawala disekeliling kami ialah impian impian kami yang belum tapi akan kami raih!

Langkah ini, langkah kesepuluh tahun ini saya persembahkan untuk kalian yang sedang membaca artikel ini ... Ingat ... kami tidak akan kemana mana. Kami akan selalu ada di hati kalian. 

dan juga untuk my band of brothers ... I LOVE YOU GUYS ... Terima kasih karena telah menjadi band paling AMAZING di dalam hidup saya !!

SATU DEKADE NIDJI by Giring Ganesha

Wih, merinding gak sih bacanya?
Gue nih kalo baca tiap tulisan Bang Giring selalu merinding.
Hebat memang setiap tulisannya selalu ada motivasi dan bisa jadi contoh kepada pembaca.

Nanti juga gue mau berbagi tentang "SATU DEKADE NIDJI" versi gue sendiri, hehehe...

No comments:

Post a Comment