Ini ada sedikit sharing dari Bang Giring di Mindtalk nya.
Gue juga udah ijin ke beliau untuk post ke blog gue ini.
Mudah-mudahan bermanfaat untuk teman-teman semua yang membaca tulisan ini.
Saya pernah satu ruangan dengan orang paling Kaya satu Indonesia. Bertukar pikiran dengan dia dan bertanya langsung kepada dia apa rasanya menjadi orang kaya. Tidak pernah merasakan kekurangan dan memiliki kekuatan yang sangat besar di tangannya.
Walaupun saya tahu uang dia bermilyaran Rupiah tidak ada kesombongan sedikit pun yang terlihat dari dia.
Saya juga pernah satu ruangan dengan para pengidap penyakit HIV AIDS di sebuah lembaga yang berisikan ohida ( orang pengidap HIV/AIDS ). Mereka tertawa dan bernyanyi bersama lagu Arti Sahabat dengan kami ( NIDJI ) berenam. Mereka berdiri dengan tegak dan dengan penuh rasa syukur menikmati keadaan mereka pada saat itu yang bisa dikatakan sebetulnya mereka sudah tinggal menghitung hari.
Dari kecil lingkungan saya ialah para kuli penarik gerobak barang bekas seperti koran,majalah,besi,mainan sampai kardus kardus bekas. Dari pagi sampai siang mereka mengangkut dan menarik gerobak dagangan mereka dan setelah sore hari mereka mandi dan dengan badan yang wangi mereka nongkrong di trotoar depan rumah sambil main Hand Phone mereka. Mereka terlihat bahagia bahagia saja walaupun mereka tidak kaya yang penting bisa SMS-an dengan anak istri mereka di kampung.
Apa sih sebetulnya kekayaan itu ? Pernah suatu saat saya merasakan sangat kaya. Bayangkan saja Giring yang tadinya anak kuliahan yang uang jajannya hanya Rp.50.000,00 sehari tiba tiba memiliki ratusan juta di rekeningnya. Tetapi apa yang terjadi ... Saya mulai paranoid dan takut kehilangan uang tersebut.
Ayah saya pernah bilang bahwa Liem Soe Liyong bercerita kepadanya bagaimana rasanya menjadi orang kaya. Om Liem bilang bahwa dia takut untuk percaya dengan orang. Dia takut apabila suatu saat dia tersadar bahwa semua uangnya akan lari dibawa orang terdekat dan orang yang paling dia percayai. Om Liem bilang ke ayah saya bahwa setiap hari dia tidak akan pernah bisa tidur dengan tenang.
Kisah berikutnya ialah tentang orang yang begitu egomaniac sehingga apapun topik pembicaraannya selalu dimulai dengan dia dia dan dia. Tapi saya mengakui dia memang sangatlah hebat karena hampir semua karya karyanya memang sangat luar biasa. Dia seorang produser, pencipta lagu, bintang iklan, pemain band, penyanyi dan sepertinya semuanya dia bisa. Ada yang bilang dia sombong, ada yang bilang dia berani, ada yang bilang dia gila. Tapi menurut saya mereka hanya tidak kenal saja. Buktinya di balik kesombongannya dia masih mau numpang mobil butut saya. Saya saja sampai grogi mengantarkan dia pulang. Dia tidak melihat apa mobil saya dan saya siapa pada waktu itu. Dia hanya melihat saya ini hanya manusia seperti dia.
Jadi bisa tidak kita menjawab apakah itu KAYA ?
Coba kalau kita tutup mata kita dan menghapus semua paradigma bahwa uang ialah sebuah alat untuk melakukan transaksi. Tidak bisa kan ? Padahal bila kita menghapus hal tersebut pasti kita akan melihat semua manusia itu sama saja , yang membedakan ialah kepribadian dan karakter masing masing.
Kalau kamu bertanya apa itu arti KAYA ke saya , mungkin saya bisa menjawab beberapa hal yang membuat saya Kaya. Yang membuat saya kaya ialah Keluarga, Sahabat dan Pengalaman hidup yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Bagi saya ketiga hal tersebut adalah element hidup yang membuat saya bersyukur setiap hari kepada Tuhan.
Saya memiliki keluarga yang begitu mencintai saya sehingga saya tidak pernah merasakan kekurangan walaupun saya melihat begitu banyak musisi seperti saya yang jauh lebih berduit dari saya. Saya memiliki sahabat dan jaringan teman yang begitu banyak hingga dalam keadaan susah mereka selalu mendoakan saya dan membantu saya. Saya memiliki pengalaman hidup yang begitu berwarna sampai saya saja terkadang masih bingung apakah ini mimpi atau bukan. Dan saya memiliki Tuhan Yang Maha Esa yang mengisi jiwa saya dengan penuh rasa syukur dan bahagia.
Kalau boleh jujur impian saya itu ingin sekali punya mobil BMW. Kalau dihitung hitung bisa saja saya membeli BMW sekarang juga tetapi saya memilih untuk tidak punya BMW karena masih ada impian anak anak saya agar mereka bisa memiliki hidup yang lebih sukses dari saya. Jadi saat ini saya lebih memilih naik taksi atau nebeng sama sahabat saya Adam Capo untuk naik motornya. Yah mungkin ada yang bilang saya tolol atau bego, tapi ya sudahlah saya memilih hidup saya seperti ini. Daripada ibu,anak dan istri saya yang harus susah mendingan saya yang susah.
( Mengapa saya tidak membeli mobil lagi? Waduh nanti dulu deh, mobil itu harganya turun maka mendingan beli rekasadana dan emas. ... Lagi pula saya sedang mengisi rumah dulu. Dan kasihan nanti Jakartanya semakin macet hehehehehe )
Saya selalu tersenyum dan menikmati perjalanan dengan sahabat saya Adam, menaiki motor di pagi hari. Melihat hiruk pikuk kendaraan yang seperti arena gladiator karena kekacauan sistem lalu lintas kota Jakarta. Tiba tiba lewatlah iringan mobil yang dikawal oleh Polisi padahal bukan mobil kenegaraan. Terpaksa kami minggir dengan terpaksa dan hati yang dongkol. Dengan hebatnya mereka lewat dan menunjukkan kekayaan mereka. Di jalanan umum saja kita sudah tahu pasti mereka kaya. Apa yang terjadi bila dia turun dari mobil ... Pasti ajudannya mengekor dengan panjangnya. Saya dan Adam hanya geleng geleng saja.
Maka kesimpulan dari artikel ini ialah kekayaan seseorang itu tidak dapati dilihat dari perspektif yang sama karena buktinya ada orang kaya yang tidak bahagia, ada orang yang sok kaya sok berkuasa agar bisa dilihat kaya dan ada orang yang miskin tapi merasa kaya hanya dengan Hand Phonenya. Tetapi kemanusiaan dan karakter seseorang lah yang akan membuat derajatnya lebih tinggi dari orang lain.
Penutupnya saya akan menceritakan tentang seorang Seniman yang paling kaya menurut saya. Namanya adalah Dik Doang. Dia seorang manusia yang berdoa untuk menjadi artis besar. Setelah diijabah doanya dia tersadar bahwa doa tersebut malahan menjebak ke situasi dimana dia miskin kebahagiaan. Karena pada awalnya dia ingin jadi artis agar bisa mengajar anak anak jalanan di sekitar rumahnya. Eh malah setelah jadi artis dia tidak memiliki waktu untuk mengajar mereka. Akhirnya Mas Dik keluar dari dunia entertainment dan membuat sebuah komunitas Kandang Jurang Doank dimana semua anak dari yang kaya sampai yang miskin, dari suku apapun, dari agama apapun bisa bersekolah dan bermain disana. Dia mendedikasikan hidupnya untuk Kandang Jurang Doang. Saya berkunjung kesana dan hanya bisa terkagum kagum dengan luasnya Sekolah Kandang Jurang Doang, Museum nya, rumahnya dan anak anak yang sedang bermain dengan senangnya disana dan kreatifnya mereka luar biasa. Dengan T-Shirt dan celana kargonya dia menceritakan semua kisah hidupnya dan dia bilang bahwa dia tidak memiliki uang sepeser pun di dompetnya. Kok bisa ?
Dengan lugunya saya bertanya siapakah manajer dia. Hebat sekali artist manajement Mas Dik sampai bisa mengembangkan bisnis dan uang yang dia miliki dengan sukses. Padahal kalau jujur Mas Dik bukanlah artist sinetron atau penyanyi sesukses Iwan Fals ataupun Ahmad Dhani. Mas Dik hanya menjawab “ Manajer saya adalah Allah SWT.”
Dan dia melanjutkan sambil menatap saya “ Giring Jadilah orang yang berguna bagi banyak orang, pasti Allah akan menjagamu serta keluargamu. Giring Jadilah Rahmatan Lil Alamin di dunia ini.”
Saya hanya bisa terdiam dan mengagumi apa yang dia telah capai....
Akhirnya saya menyimpulkan
Dialah orang terkaya yang pernah saya kenal ....
Jadi, gimana menurut kalian?
Apa pendapat kalian tentang tulisan ini?
Dan apa jawaban kalian dari judul postingan ini, "Siap Jadi Orang Kaya?" :)